Pada zaman dahulu ada seorang
petapa sakti yang bernama Mbah Bambang.Beliau hidup di hutan.Beliau di hutan
untuk membuat saluran irigasi dan biasanya beliau menebangi pohon. Beliau
menebangi pohon untuk membuat desa kecil untuk tempat tinggalnya dan keluarganya.Mbah
Bambang memiliki satu istri dan dua orang anak. Hari demi hari telah Mbah
Bambang jalani tanpa bosan dan tanpa pamrih
.Akhirnya tanpa di sadari oleh
Mbah Bambang, terbangunlah sebuah kampung kecil yang belum ada namanya.Setiap
pagi Mbah Bambang pergi ketempat yang beliau bangun.Beliau di sana menanami
tanaman-tanaman yang bisa mencukupi hidupnya dan keluarganya di tempat yang
beliau bangun tersebut.Semakin lama,tanaman yang di tanam Mbah Bambang dan sang
istri semakin banyak ragam jenisnya.
Hari demi hari Mbah Bambang
jalani.Dan Mbah Bambang selalu berdo’a.Meminta petunjuk kepada Tuhan Yang Maha
Esa.Mbah Bambang selalu memikirkan apa nama dusun yang telah di bangunya
tersebut.Dan tak lupa setiap harinya Mbah Bambang pergi ke kebunnya untuk mencangkuli
kebunnya supaya tetap bisa mencukupi hudupnya.Sampai saat ini,Mbah Bambang
masih belum juga menemukan nama dusun yang di bangunnya.
Akhirnya pada suatu hari, Mbah Bambang melakukan pekerjaan
mencangkulnya dan menanam tanaman di kebunnya dengan keadaan cuaca yang sangat
panas.Setelah selesai mencangkul,Mbah Bambang beristirahat.Karena Mbah Bambang
merasa kehausan dan lapar,Mbah Bambang memetik buah dari pohon yang di tanamnya.Akhirnya,Mbah
Bambang memakan buah tersebut.Dan lama kelamaan,Mbah Bambang ingat nama pohon
yang di tanamnya tersebut adalah pohon kemloko dan buahnya adalah buah kemloko.
Dengan terjadinya kejadian
tersebut,Mbah Bambang dan sang istri mengambil kesimpulan.Karena tempat yang
mereka duduki untuk tempat berteduh di
bawah pohon kemloko.Dan buah yang di makan adalah buah kemloko.Maka Mbah
Bambang memberi nama tempat tersebut dusun KEMLOKO.
Semakin lama,dusun yang di bangun
oleh Mbah Bambang jumlah penduduknya semakin bertambah dan terciptalah sebuah
kampung yang sangat sederhana yaitu “Dusun Kemloko”.Dan setelah beberapa bulan
kemudian,Mbah Bambang meninggal dunia.Berselang beberapa hari kemudian,istri
dan kedua anak Mbah Bambang juga meninggal.
Para warga dusun Kemloko,menempatkan
tempat peristirahatan Mbah Bambang dan keluarganya didekat rumah Mbah Bambang.Sebelum
Mbah Bambang dan keluarganya meninggal dunia,warga masih belum sempat
mengucapkan rasa terima kasih kepada Mbah Bambang.
Untuk membalas jasa Mbah
Bambang,warga sepakat bahwa,setiap minggu warga bergiliran membersihkan tanah
wakaf Mbah Bambang.Sampai saat ini tanah wakaf Mbah Bambang dan keluarganya
masih ada.Dan pohon kemloko pun sampai sekarang masi ada.Tempatnya yaitu di
jln.Keramat dan juga di Arca Lanang.
0 komentar:
Posting Komentar